top of page

Kategori :

Exkursion 2017 ke EnBW Restmüllheizkraftwerk

Pada tanggal 21 April 2017, PPI Stuttgart mendapat kesempatan eksklusif untuk melakukan kunjungan ke salah satu pembangkit listrik tenaga sampah (Restmüllheizkraftwerk) yang dimiliki oleh Energie Baden-Württemberg AG (EnBW). Acara kunjungan ini merupakan inisiatif dari Pak Husni Suwandhi, seorang mitra dekat PPI yang telah lama bekerja sama dan banyak berkontribusi dalam penyelenggaraan acara-acara PPI Stuttgart.

Kunjungan PPI Stuttgart di EnBW

Pada kunjungan kali ini, kami mempelajari proses pengolahan sampah untuk menghasilkan energi listrik dan energi panas secara lengkap dan terperinci. Tujuan dari kunjungan ini adalah supaya kami dapat memiliki gambaran yang lebih luas mengenai cara pengolahan sampah di Jerman, khususnya pengolahan sampah untuk menghasilkan energi. Selanjutnya, pengetahuan ini berpotensi untuk dapat diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut di Indonesia sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.


Sebelum kami memulai acara tour ke dalam gedung-gedung pengolah sampah tersebut, kami mendapat sedikit penyuluhan mengenai beberapa sistem pengolahan sampah di Jerman dan cara kerja pembangkit listrik tenaga sampah milik mereka yang dipimpin oleh pemandu acara kami yang friendly. Seminar ini berlangsung sekitar 2 jam dan ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para pengunjung, termasuk kami semua.


Setelah sesi seminar berakhir, kami dibawa berkeliling di lokasi sekitar. Pertama-tama kami ditunjukkan pepohonan yang rindang dan burung-burung yang ramai berterbangan di sana. Ini untuk menunjukkan bahwa, tidak seperti apa yang kebanyakan orang pikir, tempat pengolahan sampah ternyata tidak harus selalu berbau busuk dan terlihat menjijikan.

Alat penjepit (claw)

Setelah itu baru kami dibawa ke tempat pengolahan tahap pertama, di mana sampah dari truk-truk sampah dikumpulkan di sebuah tempat pengumpulan sangat besar yang terbuat dari beton. Dari situ, sampah-sampah tersebut diaduk-aduk dan diangkut untuk memasuki tahap berikutnya menggunakan alat penjepit (claw). Tahap berikutnya adalah tahap pembakaran sampah. Temperatur di dalam ruang pembakaran itu berkisar antara 700-1000 derajat celcius. Di situ hampir semua sampah, kecuali jenis metal dan beberapa materi tertentu akan terbakar sepenuhnya. Pada fase ini, sampah tersebut berperan sebagai bahan bakar untuk menjaga api tetap panas dan membara sepanjang hari.

Api pembakaran

Panas dari api ini kemudian digunakan untuk memanaskan air (suhu ruangan) yang dialirkan melalui pipa tepat di atas ruang pembakaran tersebut. Air yang dipanaskan akan mendidih di dalam pipa dan berubah menjadi uap panas. Uap inilah yang kemudian digunakan untuk menggerakan turbin dan menghasilkan energi listrik. Selain itu uap ini juga dapat dipakai untuk memanaskan air lagi yang kemudian disalurkan untuk keperluan pemanas ruangan (Heizung) industri maupun perumahan.


Selain daripada proses pengolahan sampah yang canggih, EnBW juga menggunakan proses pengolahan gas buang (Abgasreinigung) yang mumpuni. Buktinya, asap hasil pembakaran itu tidak mengandung zat-zat kimia maupun partikel debu yang membahayakan manusia maupun lingkungan.


Melalui kunjungan ini, kami belajar bahwa teknologi dapat membantu mengurangi salah satu problem utama yang dialami oleh kota-kota besar dan modern, yaitu sampah. Yang lebih penting lagi, melalui pembelajaran ini, kami yakin dan percaya bahwa Indonesia pun mampu mengaplikasikan sistem pengolahan sampah yang terbilang cukup sederhana dan sangat ramah lingkungan ini apabila masyarakat, pemerintah dan pihak swastanya mampu bekerja sama dan berkomitmen sungguh-sungguh untuk mengutamakan kelestarian lingkungan dan orang-orangnya di atas kepentingan lainnya.


Terima kasih.


Vincentius Henry Swidianto

8 views0 comments
bottom of page